Siapa Alvin John Winata ?

Alvin John Winata adalah, Penulis amateur dengan rambut jamur, panggilan populernya itu "BABI CHINA" dengan tangan kidal juga ia menulis, dan alergi terhadap udang. Bertekad untuk mengokilkan dunia. orang yang sangat suka kreativitas, hidupnya sangat liar dimana pun dia berada, lahir di Jakarta, karena Jakarta itu keras, campuran antara China dan Jawa. Suka sama hal-hal yang berbau aneh dan autis, serta suka musik yang beralur pelan nan syahdu. prestasi yang diagungkannya yaitu juara satu dalam lomba pintak jongkok, dan runner up manjat Sutet dekat Banjir Kanal Timur penghibur semua orang-orang yang normal dimana saja dan kapan saja, Funny, Idiot, lagi sibuk-sibuknya jatuh cinta. IDIOT BLOGGER | @alvinjw

Sabtu, 24 Desember 2011

"BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[Part 2]"


“BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[PART 2]”


            Sorry, karena cerpen kepanjangan cerita gue jadi bagi menjadi part 2, ini part yang keduanya, silahkan dibaca, kalau bisa comment ya, terimakasih banyak, coooop caw :

            Sementara Ani, tidak bisa menyaksikan pertandingan itu, ia hanya menunggu didepan loket masuk dengan sekaleng modern yang ia genggam sambil berkata, “Ibu, Bapak beri Ani sedikit rezeki”. Sungguh malang Ani, Ani cukup sabar menghadapinya, ia perempuan kecil yang tegar.

            Malam itu, pertandingan pun berakhir, semua orang yang menyaksikan pertandingan sepak bola itu bergegas keluar dari stadion itu dan pulang. Ini saatnya Ani, Mira dan ibunya beraksi ditengah orang-orang yang serba kecukupan itu.

Dimana orang-orang yang memakai baju merah putih dengan sepatu kulit yang mahal dan menggunakan mobil mewah dipakainnya. Ani sangat mengharapkan rezeki dari mereka yang perlente itu, tidak pantang menyerah, tidak pandang keringat Ani yang bercucuran dari wajahnya, Ani tetap berusaha mencari uang recehan.

            Tetapi apa yang didapatkan Ani pada malam itu, benar-benar mukjizat baginya, bagaikan “Sudah mendapat permata ditambah dengan berlian yang anggun”. Iya, pada malam itu Ani meminta-minta uang recehan kepada orang-orang kaya yang berada di stadion Gelora Bung Karno saat itu, ia sudah mendapatkan uang yang cukup.

            Sampai pada ujungnya, yang dinamakan mukjizat tadi, Ani melihat sebuah kotak putih yang terpojok di dinding stadion itu, apa yang ia dapatkan, sungguh sangat menakjubkan bagi Ani. Lalu ia membuka kotak putih itu, ia melihat apa yang ada didalamnya, sementara Mira dan ibunya masih mencari gelas-gelas plastik. Ani menemukan kotak putih yang berisi sisa-sisa makanan dari orang-orang yang menyaksikan pertandingan bola tersebut.

            Makanan itu berisi, sisa-sisa tulang ayam, yang sedikit masih ada daging ayam yang menempel ditulangnya, nasi yang sedikit dan telur ayam yang hanya setengah, serta air mineral yang masih utuh. Kemudian Ani berlari kearah Mira dan ibunya yang sibuk mencari gelas plastik.

            “Ibu, ibu, hey Mira, Mira lihat ini, lihat. Aku membawa sesuatu yang nikmat”. (Dengan wajah yang ceria).

            “Apa itu apa ?” (Mira dan ibunya penasaran apa yang dibawa oleh Ani).

            “Lihat ini ada makanan yang sangat nikmat, kita bagi tiga ya”.

            Oh, sungguh tak tega melihatnya bagi kita orang-orang mampu dan serba kecukupan, Ani, Mira dan ibunya melahap sisa makanan yang ada di kotak putih itu dengan hati gembira, mungkin kata mereka, mereka berpesta pada malam itu, sangat ironi didengarnya.
           
Mereka sangat gembira pada malam itu, mereka bertiga pulang ke tangga penyebrangan yang mereka tinggali, Ani pun bergegas tidur dengan ditemani baju dengan noda kari ayam tadi dan kardus untuk menutupi tubuhnya yang mungil itu, malam itu sangat dingin.

            Tetapi malam itu juga Ani serasa seperti berada disebuah istana awan yang sangat megah, kotak putih itu bagaikan hidangan-hidangan khas kerajaan. Daging ayam itu bagaikan kambing guling yang dimasak oleh koki-koki kerajaan awan itu, begitu pula dengan telur dan air mineralnya, Ani sangat bersyukur kepada Tuhan pada malam itu sampai ia tertidur lelap dengan senyuman yang manis.           

Sampai-sampai suatu saat takdir berkehendak lain, dan tidak bisa dihentikan oleh Ani, Ani yang malang tidak bisa merubah takdirnya kecuali merubah nasibnya, mungkin Ani masih bisa.

            Disaat matahari terlihat diufuk timur, pagi-pagi buta Ani membuka matanya dengan perlahan-lahan dengan ucapan syukur yang mendalam kepada Tuhan, karena ia masih bisa diberi kenikmatan untuk hidup.

            Tetapi naas dialaminya, sejak tadi ia tidur, ibunya sudah tidak ada disampingnya. Ditangga penyebrangan itu pun sepi tak ada orang satupun, lalu ia berdiri dengan cemas. Ia bertanya kepada pemilik warung rokok bernama Soimah, yang terletak didekat tangga penyebrangan itu,

“Maaf bu, saya mau Tanya?”

“Iya, ada yang bisa saya bantu ?”

“Kok, ibu saya tidak terlihat ya semenjak saya bangun, apakah ibu Soimah melihat ibu saya ?

“Wah, rupanya Ani tidak tahu kejadiannya ya ?”

“Haaah, kejadian apa bu?” (Ani panik dan penasaran seperti orang yang sedang kebingungan)

“Tadi pagi sekitar jam lima pagi, waktu subuh ada….”

“Ada apa bu? Tolong kasih tahu Ani, ada apa ?” (Ani memotong pembicaraan Ibu Soimah)

“Iya, Ani ibu belum selesai bicara, jadi ada petugas satpol PP datang untuk menertibkan anak-anak jalanan, ya seperti kau dan ibu kau”.


“Lantas, ibu saya dimana ?” (Mata Ani sudah berkaca-kaca)

“Coba kamu cari di kantor polisi”.


            Lantas, dengan semangat yang kuat pantang menyerah Ani bergegas pergi kekantor polisi, air matanya sudah deras keluar. Sesampai dikantor polisi, Ani menemui sahabatnya Mira dan Raulung, tapi sayang ia tidak menemukan ibunya. Ia bertanya kepada Mira dan Raulung juga tidak tahu dimana keberadaan ibunya Ani.

            Ani masih belum menyerah, ia melanjutkan untuk mencari ibunya, ia pergi ke stadion sepak bola tidak ada. Ia cari ke stasiun kereta juga tidak ada. Ani kelelahan mencari ibunya, ia kembali ke tangga penyebrangan tempat tinggalnya.

Disana ia melihat Mira dan Raulung sedang bermain pintak umpat dan mereka sudah pulang dari kantor polisi, dasar namanya anak kecil langsung saja Ani bergabung dan bermain dengan mereka.

            Tak lama dari itu Ani menyadari bahwa ibunya belum ditemukan ia bertanya kepada, Mira dan Raulung.

“Hey kamu berdua, ada yang lihat ibuku tidak ?”

“Aku tidak melihatnya, sejak petugas datang aku langsung kabur begitu saja”. Kata Mira.

“Aku juga aku juga tidak melihatnya”. Kata Raulung.

            Tampak dari kejauhan teriaklah seorang laki-laki memakai dasi dan berkata,
“Benar kamu yang bernama Ani?”

“Iya saya yang bernama Ani, ada apa ya pak ?”

“Tolong ikut saya, ibu kamu tergeletak didepan kantor saya?”


            Tanpa basa-basi Ani mengikuti laki-laki berdasi itu masuk kedalam mobilnya dan menuju kantornya. Sesampai dikantornya, apa yang dilihat oleh Ani sungguh teragis dan ironi baginya. Ibunya tergeletak lemas pucat, ada bercak darah didekat mulutnya.

            Ternyata selama ini ibunya mengidap penyakit kanker pada otaknya, penyakit ganas itu menghantui ibunya. Ani tidak bisa berkata apa-apa ia hanya bisa bengong melihat ibunya yang tergeletak itu.

“Ibu,Ani ada disini, ibu harus kerumah sakit sekarang”.

“Tidak usah anakku, ibu tidak sakit apa-apa kok”. (Sambil tersenyum pucat)

“Tapi penyakit ibu sudah parah”

“Tidak apa Ani, ibu ingin berpesan dengan kamu”.

“Pesan apa bu ?”

“Jagalah harga dirimu, dan kejarlah cita-citamu, sampai engkau mati!”.

“Pasti ibu”.
            Tak lama dari itu mata ibu Ani terpejam dan tubuhnya terbujur kaku, wajahnya sudah pucat, pada siang itu ibunya pergi kehadapan Tuhan, alias meninggal dunia. Ani hanya bisa meratapi nasibnya disaat ia masih kecil dengan masa depan yang masih panjang, tidak ada hak asasi manusia buat dia, kebebasannya untuk hidup hanya dibatasi dengan dinginnya aspal sihitam itu, sekarang Ani tinggal menunggu masa depannya yang cerah atau gelap ? tapi ingat satu kalimat, “Jangan jual harga dirimu bila engkau ingin sukses”.

Apakah masih ada orang yang berhati malaikat untuk menolong seorang Ani, mungkin tanyakan saja kepada pepohonan yang ada dihutan. Apakah ada pejabat-pejabat dan pemimpin rakyat yang memperhatikan orang seperti Ani, tanyakan saja kepada dentingan piano.
SELESAI


            Yak, itu adalah postingan blog terakhir gue ditahun 2011 ini, sedikit lagi juga tahun baru, “selamat natal dan tahun baru” ayo ayo semangat buka lembaran baru di tahun 2012 nanti, yang pendek semakin tinggi, yang kurus semakin gemuk, yang gemuk semakin kurus, yang kaya, bagi bagi rezeki lo bego !! - @alvinjw

SELAMAT MEMBACA....

"BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[PART 1]"


“BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[Part 1]”



            Ho.. ho.. ho.. Santa claus is coming town, yeah hari ini  adalah hari natal, bagi yang merayakannya, “Selamat hari suka cita ya, hari natal yang kudus”. Hari natal itu enak loh, identik dengan salju dan juga hadiah, bahagianya yang merayakan natal, yaps, bokap gue juga ngerayain natal sih karena bokap gue itu Kristen, terkadang gue juga bisa ikut merayakan natal asyiknya itu kaya naik ular putih muter-muter keliling istana awan, oh indahnya…..

            Bay the way, disini gue bukan ngebahas tentang natal, tapi ngebahas tentang cerpen sosial 2011 gue tentang isi cerpennya. Yap tepat tanggal 19 Desember 2011 kemarin gue udah ngirim cerpen sosial 2011 ini ke redaksi sastra Indonesia yang ngadain lombanya, dan ada kabar pahit kaya, ulat lagi ngambang di roller coaster.
            Bukti pengiriman:
 (Sudah ane kirim, leganya kaya orang mau kentut)

            Kabarnya adalah, waktu deadline pengiriman cerpen sosial 2011 udah habis dan gue, gue panic setengah ombak, rambut gue langsung gundul karena banyaknya uban yang tumbuh dikepala gue, dan ketek gue jadi bau basah gitu, enggak enggak gak ada hubungannya ini cuma lelucon, inget itu. Kabar sebenarnya, deadline cerpen sosial 2011 itu diundur sampai tanggal 10 Januari 2011. Yah, apa boleh buat gue harus nunggu.

            Gak usah basa-basi, kaya kura-kura ninja lagi adu panjang-panjangan kepalanya, gue post cerpen sosial 2011 itu yang berjudul, “BERGELUT DENGAN SI HITAM”. Maaf karena cerpen terlalu panjang gue buat 2 part ya, cekidooot, bekicot:




            JUDUL : “Bergelut Dengan Si Hitam”


Ini adalah curahan hati dari seseorang yang tersudut oleh cahaya malam syahdu. Sepatah kata, dua patah kata sampai seribu patah kata pun tak ada yang peduli dengan mereka, mereka yang malang, mereka yang hina dan mereka yang usang dari sebuah tempat yang fana.

            Ini juga cerita, dimana cerita 1001 malam klasik dinodai dengan dongeng-dongeng dari kerajaan. Cerita yang dilanda dengan takdir Tuhan. Takdir Tuhan yang harus mereka lewati sepanjang hidupnya entah sampai kapan. Dikertas inilah, mereka tidak bisa melihat dunia luar yang megah.

            Disuatu sudut terpojok tempat yang gemerlapan oleh kerasnya kehidupan, kerasnya dunia, dan kerasnya suatu kerikil. Sebut saja, Ibu kota. Iya Ibu kota suatu tempat yang keras bagi mereka-mereka yang tersudut itu.

            Panas, sebagian dari hal organik bagi mereka yang telah terbiasa hidup di ibu kota, itu hanya seberapa pengalaman mereka. Terik matahari yang menyinari mereka saat siang hari tak membuat mereka patah semangat.

            Dingin, suatu hal tidak asing dikehidupan mereka, dinginnya Ibu kota disaat malam menyelimuti tubuh mereka-mereka yang lemah dan tak tahu apa-apa itu. Air hujan turun, itu tandanya ada kehidupan untuk mereka, jadi mereka membutuhkan dingin.

            Kuasa Tuhan memang dahsyat, sedahsyat samudra Antalantik memacu derasnya ombak didalamnya. Mereka tidak pernah mengeluh, tidak pernah sesekali marah ataupun benci dengan keadaan yang dihadapi didalam kehidupan mereka. Iya kuasa Tuhan memang dahsyat.

            Sudut Ibu kota sudah menjadi bagian hidup mereka, lampu-lampu Ibu kotalah yang menerangi mereka, untuk tidur, makan, dan bermain. Terkecuali hanya nasib yang akan merubah pandangan hidup mereka, Nasib lah yang akan menentukan tujuan hidup mereka sampai akhir khayat mereka.

            Tuhan Tuhan, tolong bantulah hambamu itu, tolonglah mereka, genggam tangan mereka yang tidak bersalah itu. Peluklah mereka yang tidak mengetahui apa-apa didunia yang fana ini. Bangkitkanlah mereka dari kerasnya ibu kota Tuhan!

Ingat teman, ingat siapa pun semua yang membaca dan mendengarkan cerita ini. Ini kisah nyata yang ada didalam khatulistiwa negeri kita sendiri. Yap, negeri kebanggan kita semua, negeri yang disebut sebagai negeri bahari dan negeri agraris ini. Tidak lain adalah Indonesia. Ini adalah kisah nyata, kisah yang bisa kita temukan disudut-sudut ibu kota

Mereka? Sebut saja mereka itu adalah anak-anak jalanan ibu kota yang mengadu nasib dengan kejamnya ibu kota ini. Anak-anak jalanan yang tidak tahu akan celoteh orang-orang berjass hitam duduk manis disofa. Anak-anak jalanan yang tahu akan kegembiraan mereka, tertawa, bercanda, dan bergembira.

            Salah satu diantara mereka, sebut saja Ani. Ani adalah salah satu anak-anak jalanan ibu kota Jakarta ini. Langkahnya akan selalu riang kemana saja ia melangkah. Nafasnya akan selalu segar dimana saja ia singgah.

            Ani, hidup di jalanan ibu kota, dengan ibunya. Tempat tinggalnya penuh debu dan keringat-keringat ibu kota, iya di tangga penyebrangan di salah satu letak ibu kota, ia tinggal disana. 

            Setiap pagi Ani selalu bangun pagi dan mandi di MCK terdekat, untuk mandi. Selesai mandi sesekali ia bilang ke ibunya,

“Ibu, apakah aku terlihat manis pagi ini?”

“Sungguh nak, engkau sungguh rupawan”.

            Ibunya hanya bisa menghibur Ani dengan pakaian lusuhnya itu, masih untung, Ani masih punya tiga pasang pakaian lagi. Setelah Ani mandi, ia bergegas untuk mengumpulkan gelas-gelas plastik yang tergeletak dijalan, tempat sampah dan ditempat lainnya tidak jauh dari tempat tinggalnya.

            Siang hari, Ani kembali kepada ibunya untuk memberikan gelas-gelas plastik yang ia kumpulkan, cukup banyak memang tapi hasilnya tidak seberapa. Setelah itu ia melangkah ke lampu merah dengan senggenggam botol minum yang diisi butiran beras, ia terlihat sangat senang bernyanyi dilampu merah demi uang receh.

            Malam hari, Ani tidak pantang menyerah, ia terus berusaha untuk bertahan hidup dari kerasnya ibu kota. Tetapi tugas paling ringan yang dilakukan oleh Ani hanya malam hari, ia hanya melakukan duduk manis dipenyebrangan tangga yang ia tinggali dengan sekaleng kosong, terkadang orang-orang kantor beranjak pulang, dan melihat kesisi Ani, memberikan uang receh.

            Setiap hari hidup Ani seperti itu, ingat! Iya tidak pernah mengeluh dan tidak pernah mencoba untuk membenci dirinya, ibunya terkadang membantu Ani bekerja mengumpulkan gelas plastik dan mengemis.
           
Suatu hari, terjadilah kompetesi besar di Indonesia, tepatnya di Jakarta dan Palembang. Kebetulan, penyebrangan tangga yang Ani tinggali dekat dengan lapangan bola, lapangan bola ini yang akan dipakai untuk para atlet bermain bola serta berlomba untuk mendapatkan sebuah medali emas pada ajang kompetensi bergengsi yang diikuti oleh sebelas Negara.     

Iya, sebut saja lapangan ini, “Stadion Gelora Bung Karno”. Letaknya di senayan, Jakarta. Ani sangat gembira sekali sejak pertama ia mendengar bahwa di stadion itu akan ada banyak puluhan ribu orang datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.

            Ia berkata kepada temannya, sebut saja Mira,

“Hai Mira, kita akan dapat rezeki yang berlimpah dari Tuhan!”

“Loh, memangnya kenapa Ni ?”

“Jadi, distadion sebelah, Gelora Bung Karno itu akan ada pertandingan sepak bola, pastinya banyak sekali orang-orang yang akan menyaksikannya Mir”.

“Hmm, wah iya tuh Ni, pasti banyak yang akan menyaksikannya”.

“Bagaimana kalau kita minta-minta ditempat itu biasa lah dengan kaleng modern ini Mir?”

“Aku setuju dengan pendapatmu”.

            Malam itu Ani tidak bisa tidur, ia gelisah, dipikirannya hanya bisa berkhayal, “Apa mungkin aku akan mendapatkan uang banyak disana ?” “Apa mungkin aku akan mendapatkan apa yang aku mau selama ini”. Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan malam itu, yang ia lakukan hanya berdoa.

            Waktu berjalan dengan cepat, sudah empat hari pertandingan sepak bola dilaksanakan di stadion itu, sudah empat hari juga Ani, Mira dan teman-temannya bermain sekaligus mengumpulkan uang receh disana, serta juga mengumpulkan gelas-gelas plastik yang akan ia beri ke ibunya.

            “Ya Tuhan engkau menjawab semua doaku, aku bersyukur kepadamu”. Ani mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa. Karena tempat itu, penghasilan Ani bulan ini bertambah, ia dan ibunya cukup senang dengan rezeki yang berlimpah bagi mereka, tidak bagi kita-kita yang serba cukup, coba anda pikirkan itu!..

            Sudah tujuh hari kompetensi itu dilaksanakan, dan hari ketujuh ini adalah hari terakhir pertandingan sepak bola di stadion itu, iya sebut saja “Final”. Waktu itu diadakan final antara Indonesia melawan Malaysia, dimana dua negara bersaing mati-matian distadion itu. (Bersambung)…..

           

Minggu, 18 Desember 2011

Judulnya Apa Judul ??!!

JUDULNYA APA JUDUL ??


            Nah, sedikit lagi deadline masalah cerpen sosial 2011 nih, tepat deadlinenya itu tanggal 20 Desember 2011 sementara sekarang udah tanggal 18 Desember 2011, berarti tinggal dua hari lagi, tidak rasanya pengen naik ojek loncat ke galaksi Magellan menemui dewa zeus lagi latihan sit up dikawasan bintang alpha century.


            Yang jadi masalahnya itu…..? oke sebentar sebentar, gue udah selesai menyelesaikan cerpen sosial 2011 ini dari tanggal 17 November 2011 sampai 17 Desember 2011 berarti proses membuat cerpen selama sebulan penuh tiap malam gue duduk dikloset buat nyari ilham ilham yang bakalan datang menghampiri gue, ternyata selama sebulan penuh pun gue udah berhasil ngebuat cerpen itu.


            Dan sekarang yang jadi masalahnya adalah, judul cerpen sosial 2011 itu sendiri, gue belum kepikiran sampai sekarang apa judulnya…. Judulnya judulnyaaa… judulnya apaan ?? aaah gue galau klimaks lebih galau kalau lo lagi nyetir mobil abis itu ngeliat dipapan atas berwarna hijau dan tulisannya, “CIKAMPEK, BANDUNG”. Kalau itu semua terjadi sama elo elo gue saranin buat nyiapin tanah selebar 2x3 meter deh.


            Karena kegalauan gue yang amat padat tentang judul cerpen sosial ini, dampak effectnya sangat parah bagi gue sendiri, jam waktu tidur gue lebih cepat, yang biasanya delapan jam sekarang bisa jadi empat jam, dan yang paling absurdnya gue sekarang kurus, *brbbugildidepanbkt*.


            Yap, disini gue bakal ngasih intipan sedikit gimana cerpen sosial 2011 gue ini,gak susah kok temanya sendiri adalah “ANAK JALANAN” gue kasih lihat ke elo-elo semua ya, tapi sedikit aja yang banyaknya nanti gue kasih liat oke.. ini dia cerpen sosial 2011 gue, cekidot…. :

 (Ini Biodataku, Calon Juara 1 Cerpen Sosial 2011)

(Pembukaan Cerpen Sosial 2011 gue, calon juara 1!)

            Itu dia sebagian isi dari cerpen sosial 2011 gue yang unik dan bagus dong tentunya dukung gue terus ya, nah sekarang masalah judul cerpen sosial 2011nya, kemarin-kemarin sih gue udah nanya semua teman-teman gue yang ditwitter, twitter gue @alvinjw dan twitter akun @dindingidiot.


            Disitu gue nanya tentang, “Gimana sih pendapat kalian masalah judul cerpen sosial 2011, temanya tentang ANAK JALANAN”. Dan ini adalah hasil pendapat semua rakyat-rakyat idiot itu, lumayan banyak sih yang ngasih pendapat :
-          Sebuah Tanda Tanya -                @gandungsp
-          Gemerlapan Ibu Kota -                @jssclmntn
-          Terlantarnya Anak Jalanan -      @Adname19
-          Imajinasi Jalanan Yang Sejuk -  @cuthelena
-          Anak Diatas Awan -                     @Ftraahyull
-          Santai Melambai Seperti Jablay - @ilhaaamil
-          Anak Menari-Nari -                          @graccyimt
-          Kehilangan Ibu Jari -                       @Naxndarumm
-          Remaja Tanpa Dosa  -                   @syptraaji
-          Kilauan Lampu Jakarta -              @Dinaaindpp

Cuma segitu yang ngasih pendapat tentang judul Cerpen sosial 2011 gue, nah kalau ide yang muncul dari  ide idiot nan keren ini adalah, sbb :

-          Menyatu Dengan Aspal
-          Sebuah Lampu Ibu Kota
-          Sudut Gemerlap Ibu Kota
-          Lilin Kecil Hitam
-          Sebuah Tanda Tanya Ibu Kota
-          Aspal Yang Sejuk
-          Debu Hitam Sunyi

Dari sekian banyaknya judul cerpen sosial 2011 itu gue bakalan pilih salah satu dari semuanya, dan nanti bakalan gue posting lagi diblog ini, sekian dulu deh gue mau bersemedi dikloset dulu buat nyari ilham, tetap pantengin blog gue yang penuh dengan tertawa dan terbahak-bahak, tetap       pipis, lope, idiot and gawl. @alvinjw

Yang Ngintip Blog Idiot Ini, ada........

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Bagaimanakah blog saya menurut anda ?

Temukan Blog ini !

Powered By Blogger