Siapa Alvin John Winata ?

Alvin John Winata adalah, Penulis amateur dengan rambut jamur, panggilan populernya itu "BABI CHINA" dengan tangan kidal juga ia menulis, dan alergi terhadap udang. Bertekad untuk mengokilkan dunia. orang yang sangat suka kreativitas, hidupnya sangat liar dimana pun dia berada, lahir di Jakarta, karena Jakarta itu keras, campuran antara China dan Jawa. Suka sama hal-hal yang berbau aneh dan autis, serta suka musik yang beralur pelan nan syahdu. prestasi yang diagungkannya yaitu juara satu dalam lomba pintak jongkok, dan runner up manjat Sutet dekat Banjir Kanal Timur penghibur semua orang-orang yang normal dimana saja dan kapan saja, Funny, Idiot, lagi sibuk-sibuknya jatuh cinta. IDIOT BLOGGER | @alvinjw

Sabtu, 24 Desember 2011

"BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[Part 2]"


“BERGELUT DENGAN SI HITAM(CERPEN SOSIAL 2011)[PART 2]”


            Sorry, karena cerpen kepanjangan cerita gue jadi bagi menjadi part 2, ini part yang keduanya, silahkan dibaca, kalau bisa comment ya, terimakasih banyak, coooop caw :

            Sementara Ani, tidak bisa menyaksikan pertandingan itu, ia hanya menunggu didepan loket masuk dengan sekaleng modern yang ia genggam sambil berkata, “Ibu, Bapak beri Ani sedikit rezeki”. Sungguh malang Ani, Ani cukup sabar menghadapinya, ia perempuan kecil yang tegar.

            Malam itu, pertandingan pun berakhir, semua orang yang menyaksikan pertandingan sepak bola itu bergegas keluar dari stadion itu dan pulang. Ini saatnya Ani, Mira dan ibunya beraksi ditengah orang-orang yang serba kecukupan itu.

Dimana orang-orang yang memakai baju merah putih dengan sepatu kulit yang mahal dan menggunakan mobil mewah dipakainnya. Ani sangat mengharapkan rezeki dari mereka yang perlente itu, tidak pantang menyerah, tidak pandang keringat Ani yang bercucuran dari wajahnya, Ani tetap berusaha mencari uang recehan.

            Tetapi apa yang didapatkan Ani pada malam itu, benar-benar mukjizat baginya, bagaikan “Sudah mendapat permata ditambah dengan berlian yang anggun”. Iya, pada malam itu Ani meminta-minta uang recehan kepada orang-orang kaya yang berada di stadion Gelora Bung Karno saat itu, ia sudah mendapatkan uang yang cukup.

            Sampai pada ujungnya, yang dinamakan mukjizat tadi, Ani melihat sebuah kotak putih yang terpojok di dinding stadion itu, apa yang ia dapatkan, sungguh sangat menakjubkan bagi Ani. Lalu ia membuka kotak putih itu, ia melihat apa yang ada didalamnya, sementara Mira dan ibunya masih mencari gelas-gelas plastik. Ani menemukan kotak putih yang berisi sisa-sisa makanan dari orang-orang yang menyaksikan pertandingan bola tersebut.

            Makanan itu berisi, sisa-sisa tulang ayam, yang sedikit masih ada daging ayam yang menempel ditulangnya, nasi yang sedikit dan telur ayam yang hanya setengah, serta air mineral yang masih utuh. Kemudian Ani berlari kearah Mira dan ibunya yang sibuk mencari gelas plastik.

            “Ibu, ibu, hey Mira, Mira lihat ini, lihat. Aku membawa sesuatu yang nikmat”. (Dengan wajah yang ceria).

            “Apa itu apa ?” (Mira dan ibunya penasaran apa yang dibawa oleh Ani).

            “Lihat ini ada makanan yang sangat nikmat, kita bagi tiga ya”.

            Oh, sungguh tak tega melihatnya bagi kita orang-orang mampu dan serba kecukupan, Ani, Mira dan ibunya melahap sisa makanan yang ada di kotak putih itu dengan hati gembira, mungkin kata mereka, mereka berpesta pada malam itu, sangat ironi didengarnya.
           
Mereka sangat gembira pada malam itu, mereka bertiga pulang ke tangga penyebrangan yang mereka tinggali, Ani pun bergegas tidur dengan ditemani baju dengan noda kari ayam tadi dan kardus untuk menutupi tubuhnya yang mungil itu, malam itu sangat dingin.

            Tetapi malam itu juga Ani serasa seperti berada disebuah istana awan yang sangat megah, kotak putih itu bagaikan hidangan-hidangan khas kerajaan. Daging ayam itu bagaikan kambing guling yang dimasak oleh koki-koki kerajaan awan itu, begitu pula dengan telur dan air mineralnya, Ani sangat bersyukur kepada Tuhan pada malam itu sampai ia tertidur lelap dengan senyuman yang manis.           

Sampai-sampai suatu saat takdir berkehendak lain, dan tidak bisa dihentikan oleh Ani, Ani yang malang tidak bisa merubah takdirnya kecuali merubah nasibnya, mungkin Ani masih bisa.

            Disaat matahari terlihat diufuk timur, pagi-pagi buta Ani membuka matanya dengan perlahan-lahan dengan ucapan syukur yang mendalam kepada Tuhan, karena ia masih bisa diberi kenikmatan untuk hidup.

            Tetapi naas dialaminya, sejak tadi ia tidur, ibunya sudah tidak ada disampingnya. Ditangga penyebrangan itu pun sepi tak ada orang satupun, lalu ia berdiri dengan cemas. Ia bertanya kepada pemilik warung rokok bernama Soimah, yang terletak didekat tangga penyebrangan itu,

“Maaf bu, saya mau Tanya?”

“Iya, ada yang bisa saya bantu ?”

“Kok, ibu saya tidak terlihat ya semenjak saya bangun, apakah ibu Soimah melihat ibu saya ?

“Wah, rupanya Ani tidak tahu kejadiannya ya ?”

“Haaah, kejadian apa bu?” (Ani panik dan penasaran seperti orang yang sedang kebingungan)

“Tadi pagi sekitar jam lima pagi, waktu subuh ada….”

“Ada apa bu? Tolong kasih tahu Ani, ada apa ?” (Ani memotong pembicaraan Ibu Soimah)

“Iya, Ani ibu belum selesai bicara, jadi ada petugas satpol PP datang untuk menertibkan anak-anak jalanan, ya seperti kau dan ibu kau”.


“Lantas, ibu saya dimana ?” (Mata Ani sudah berkaca-kaca)

“Coba kamu cari di kantor polisi”.


            Lantas, dengan semangat yang kuat pantang menyerah Ani bergegas pergi kekantor polisi, air matanya sudah deras keluar. Sesampai dikantor polisi, Ani menemui sahabatnya Mira dan Raulung, tapi sayang ia tidak menemukan ibunya. Ia bertanya kepada Mira dan Raulung juga tidak tahu dimana keberadaan ibunya Ani.

            Ani masih belum menyerah, ia melanjutkan untuk mencari ibunya, ia pergi ke stadion sepak bola tidak ada. Ia cari ke stasiun kereta juga tidak ada. Ani kelelahan mencari ibunya, ia kembali ke tangga penyebrangan tempat tinggalnya.

Disana ia melihat Mira dan Raulung sedang bermain pintak umpat dan mereka sudah pulang dari kantor polisi, dasar namanya anak kecil langsung saja Ani bergabung dan bermain dengan mereka.

            Tak lama dari itu Ani menyadari bahwa ibunya belum ditemukan ia bertanya kepada, Mira dan Raulung.

“Hey kamu berdua, ada yang lihat ibuku tidak ?”

“Aku tidak melihatnya, sejak petugas datang aku langsung kabur begitu saja”. Kata Mira.

“Aku juga aku juga tidak melihatnya”. Kata Raulung.

            Tampak dari kejauhan teriaklah seorang laki-laki memakai dasi dan berkata,
“Benar kamu yang bernama Ani?”

“Iya saya yang bernama Ani, ada apa ya pak ?”

“Tolong ikut saya, ibu kamu tergeletak didepan kantor saya?”


            Tanpa basa-basi Ani mengikuti laki-laki berdasi itu masuk kedalam mobilnya dan menuju kantornya. Sesampai dikantornya, apa yang dilihat oleh Ani sungguh teragis dan ironi baginya. Ibunya tergeletak lemas pucat, ada bercak darah didekat mulutnya.

            Ternyata selama ini ibunya mengidap penyakit kanker pada otaknya, penyakit ganas itu menghantui ibunya. Ani tidak bisa berkata apa-apa ia hanya bisa bengong melihat ibunya yang tergeletak itu.

“Ibu,Ani ada disini, ibu harus kerumah sakit sekarang”.

“Tidak usah anakku, ibu tidak sakit apa-apa kok”. (Sambil tersenyum pucat)

“Tapi penyakit ibu sudah parah”

“Tidak apa Ani, ibu ingin berpesan dengan kamu”.

“Pesan apa bu ?”

“Jagalah harga dirimu, dan kejarlah cita-citamu, sampai engkau mati!”.

“Pasti ibu”.
            Tak lama dari itu mata ibu Ani terpejam dan tubuhnya terbujur kaku, wajahnya sudah pucat, pada siang itu ibunya pergi kehadapan Tuhan, alias meninggal dunia. Ani hanya bisa meratapi nasibnya disaat ia masih kecil dengan masa depan yang masih panjang, tidak ada hak asasi manusia buat dia, kebebasannya untuk hidup hanya dibatasi dengan dinginnya aspal sihitam itu, sekarang Ani tinggal menunggu masa depannya yang cerah atau gelap ? tapi ingat satu kalimat, “Jangan jual harga dirimu bila engkau ingin sukses”.

Apakah masih ada orang yang berhati malaikat untuk menolong seorang Ani, mungkin tanyakan saja kepada pepohonan yang ada dihutan. Apakah ada pejabat-pejabat dan pemimpin rakyat yang memperhatikan orang seperti Ani, tanyakan saja kepada dentingan piano.
SELESAI


            Yak, itu adalah postingan blog terakhir gue ditahun 2011 ini, sedikit lagi juga tahun baru, “selamat natal dan tahun baru” ayo ayo semangat buka lembaran baru di tahun 2012 nanti, yang pendek semakin tinggi, yang kurus semakin gemuk, yang gemuk semakin kurus, yang kaya, bagi bagi rezeki lo bego !! - @alvinjw

SELAMAT MEMBACA....

0 komentar:

Posting Komentar

Yang Ngintip Blog Idiot Ini, ada........

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Bagaimanakah blog saya menurut anda ?

Temukan Blog ini !

Powered By Blogger